Pages

Wednesday, November 11, 2015

Wisata Sejarah Jakarta

Wisata Sejarah Jakarta

Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia memiliki tmpat peninggalan sejarah yang wajib dikunjungi oleh pecinta traveler sejati. Sejarah kota Jakarta sangatlah panjang, Jakarta sebagai salah satu kota pelabuhan utama di Nusantara, Jakarta sudah menjadi pintu masuk utama perdagangan dan pernah menjadi pelabuhan utama oleh Belanda pada masa penjajahan sebelum manjadi ibukota Republik Indonesia. berikut beberapa destinasi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan :


1. Pelabuhan Sunda Kelapa :


Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di muara sungai Ciliwung dan meupakan pelabuhan tertua di Indonesia yang telah melakukan aktivitas perekonomian sejak abad 14 dan masih tetap berjalan hingga kini. Di dermaga berjajar kapal berjenis kapal tradisional bugis yang melakukan bongkar muat barang dan sanggup mengarungi samudra hingga ke Madagaskar. Dan juga jangan lewatkan momen penting saat sore hari ketika matahari tengggelam akan menuguhkan pemandangan yang sangat indah dan seringkali momen ini digunakan untuk sesi pengambilan foto untuk pre - wedding.


2. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal dengan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan Van Hoorn. Bangunan yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada 30 maret 1974 diresmikan sebagai Gedung Fatahillah.
Beberapa fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung museum :

a. Perpustakaan :
Museum Fatahilah memiliki 1200 koleksi buku, sebagian besar merupakan buku peninggalan masa kolonial belanda

b. Kantin Museum
Dengan suasana nyaman kantin ini menawarkan makanan dan minuman khas betawi

c. Souvernir Shop
Agar lebih berkesan di hati pengunjung, Museum Fatahillah menyediakan Souvernir Shop untuk wisatawan bebelanja dengan harga yang terjangkau

d. Sinema Fatahillah
Menampilkan Film-film dokumenter Zaman Batavia dan Film populer dalam negeri maupun luar.

e. Mushola
Museum Fatahillah menyediakan fasilitas mushola agar wisatawan yang berkunjung tidak khawatir untuk tertinggal waktu sholat.

f. Ruang Pertemuan dan Pameran
Menyediakan ruang yang representativ yang dapat digunakan untuk pertemuan, diskusi, seminar dan pameran, yang mampu menampung 150 orang.

g. Taman Dalam
Taman yang asri seluas 1000 meter lebih dapat digunakan untuk acara resepsi pernikahan, gathering dan lain lain.


3. Museum Satriamandala

Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta selatan. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto. Awalnya gedung meseum adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam. bahkan helikopter dan pesawat terbang yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto.
Masih dalam kompleks Museum TNI Satriamandala ini terdapat juga Museum Waspada Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika TNI bersama-sama dengan rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatam, dan Sulawesi Selatan pada era tahun 1960-an. Fasilitas lainnya yang ada di Museum TNI Satriamandala ini antara lain adalah Taman Bacaan Anak, Kios Cinderamata, Kantin serta Gedung Serbaguna yang berkapasitas 600 kursi.


 4. Tugu Proklamator

Terletak di halaman gedung perintis kemerdekaan, Jl. Proklamasi No. 56, yang semula merupakan rumah kediaman Ir. Soekarno Presiden Republik Indonesia pertama. Monumen didirikan tahun 1980, dengan patung Ir. Soekarno dan Moh. Hatta yang terbuat dari perunggu yang masing - masing berukuran
46 meter dan 43 meter dengan berat 1-2 ton untuk setiap patungnya. Dan terdapat sebuuah replika naskah proklamasi yang juga terbuat dari perunggu.



5. Gedung Joeang' 45

Dibangun tahun 1939, bangunan yang berada di Menteng Raya No. 31 yang mulanya merupakan hotel Schomper pada zaman Belanda. Kala itu hotel ini merupakan salah satu hotel termewah di Jakarta dengan interior yang megah. Setelah beberapakali berganti fungsi, akhirnya gedung ini dijadikan Museum.
Koleksi yang ditampilkan antara lain berupa peralatan perang gerilya, atribut dan seragam ketentaraan masa lalu, bendera kesatuan laskar, foto - foto serta lukisan - lukisan yang menggambarkan para pejuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.


 6. Monumen Nasional (Monas)


 Berada tepat di jantung kota Jakarta, Monas yang memiliki taman seluas 80 Hektar ini merupakan titik nol hitungan pemetaan jakarta. Diarsiteki oleh Sudarsono dan F Silaban dengan konsultan Ir. Rooseno, tugu setinggi 137 Meter ini resmi dibuka pada tanggal 12 Juni 1975 atau hampir 14 tahun sejak pemancangan tiang oleh presiden Soekarno pada tahun 1961.
 Monas yang dirancang mampu bertahan selama 1000 tahun merupakan monumen untuk mengenang semangat perjuangan kemerdekaan dan peringatan guna meningkatkan patriotisme bangsa Indonesia, yang dilambangkan dalam bentuk lidah api terbuat dari perunggu seberat 143 ton dan dilapisi dengan 35 Kg emas murni.
 Di ruang bawah monumen terdapat museum diorama yang menggambarkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari masa perjuangan merenut kemerdekaan hingga masa orde baru . juga terdapat ruang kemerdekaan dimana kita dapat mendengarkan rekaman suara bung Karno saat membaca naskah proklamasi di pagi hari tanggal 17 Agustus 1945. dengan lift yang berkapasitas 8 orang, pengunjung dapat mencapai puncak monumen dan menyaksikan panorama kota Jakarta.